Definisi
Ekonomi Teknik
Ekonomi
teknik (Engineering economy)
adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik yang terdiri dari
evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan
proyek-proyek teknik. Tujuan utama dari ekonomi teknik pada dasarnya adalah
efisiensi yang diukur dengan nilai waktu dari uang. Menurut Eva F. Karamah,
ekonomi teknik berfungsi untuk mengetahu konsekuensi keuangan dari produk,
proyek, dan proses-proses yang dirancang oleh insinyur dan membantu membuat keputusan
rekayasa dengan membuat neraca pengeluaran dan pendapatan yang terjadi
sekarang dan yang akan datang – menggunakan konsep “nilai waktu dari uang.
1. Ruang Lingkup Ekonomi Teknik
Ekonomi Teknik (Engineering Economics)
mencakup prinsip dan berbagai teknis matematis untuk pengambilan keputusan
ekonomis. Dengan teknik-teknik ini, suatu pendekatan yang rasional untuk
mengevaluasi aspek – aspek ekonomis dari alternatif yang berbeda dapat
dikembangkan. Secara kasar dapat disebutkan bahwa penggunaan terbesar ekonomi
teknik adalah evaluasi beberapa alternatif untuk menetukan suatu aktivitas atau
investasi paling sedikit memberikan kerugian (Least Costly) atau yang
memberikan keuntungan paling banyak (Most Profitable).
Studi ekonomi teknik membantu dalam mengambil
keputusan optimal untuk menjamin penggunaan dana dengan efisien. Studi ekonomi
teknik harus diadakan sebelum setiap uang akan diinvestasikan atau sebelum
komitmen diadakan. Studi ekonomi teknik dimulai dari sekarang. Kesimpulan
ditarik bergantung pada prediksi kejadian (event) yang akan datang. Studi
ekonomi teknik membutuhkan waktu untuk perhitungan yang cermat. Meskipun
sistematis ini bukan suatu instrumen kecermatan (precission), melibatkan banyak
faktor, perlu berdasarkan estimasi biaya dan pendapatan yang akan menjadi
sasaran kesalahan, kemungkinan untuk memperoleh jawaban yang benar dalam
membandingkan alternatif peralatan akan jauh lebih besar dengan estimasi
berkemungkinan rinci daripada keputusan yang akan diambil atas dasar pengalaman
atau intuisi seseorang. Bisnis yang sehat akan mendasarkan pada keputusan yang
sudah diperhitungkan dengan cermat. Oleh sebab itu, untuk keputusan-keputusan
manajemen, faktor pengalaman dan pertimbangan saja ada.
Kajian dari ekonomi teknik sendiri
menyeimbangkan berbagai tukar rugi diantara tips-tips biaya dan
kinerjanya. Masalah yang dapat diselesaikan menggunakan alnalisis ekonomi
teknik adalah masalah yang memiliki tiga karakteristik berikut:
1. Masalah
itu cukup penting, dan memerlukan pemikiran dan usaha serius dalam
pemecahannya.
2. Masalah
tersebut tidak dapat diselesaikan dalam benak kita tapi memerlukan analisis
yang teliti yang mengorganisasikan setiap elemen masalah dan semua konsekuensi
yang mungkin terjadi, dan tidak dapat diselesaikan sekaligus.
3. Masalah
itu memiliki aspek ekonomis yang cukup penting sebagai komponen yang
mengarahkan analisis pada keputusan.
Mekanisasi yang diterapkan itu harus
memberikan tambahan profit yang besar. Jika suatu
perkebunan menetapkan untuk memilih mekanisasi permesinannya saja karena
dianggap dapat meningkatkan efisiensi kerja lebih besar, maka muncul alternatif
lain. Apakah perkebunan akan menerapkan permesinan di fasilitas pengolahan batang
tebu, pengolahan lahan, atau panen. Bahkan jika sudah ditetapkan demikian,
perkebunan masih harus memilih tipe mesin apa yang akan dibeli karena
menyangkut daya tahan, kinerja mesin, dan kesesuaian dengan perkebunan
tersebut. Semua itu harus diperhitungkan secara ekonomi dan matematis dengan
tujuan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang maksimum, atau kerugian yang
minimal. Tahapan analisis ekonomi teknik
1. Definisikan
masalah dan tujuannya
2. Mengumpulkan
informasi yang relevan terkait kasus yang sedang dipelajari
3. Memunculkan
alternatif
4. Evaluasi
setiap alternatif
5. Penentuan
alternatif terbaik dengan beberapa kriteria
6. Menerapkan
hasilnya dan memantau kerjanya
Dalam mengevaluasi beberapa alternatif yang
tersedia, ekonomi teknik biasanya mempertimbangkan nilai uang terhadap waktu, estimasi pendapatan dan biaya, strategi keuangan, inflasi, depresiasi, ketidakpastian, pajak, undang-undang kebijakan, periode
perencanaan, tingkat bunga modal, perhitungan nilai dan harga, hingga rate of return.Rate of
return adalah seberapa besar tingkat pengembalian biaya setelah alternatif
dilaksanakan.
2. Pengertian Proposal Teknik
Dalam
prosesnya, pengadaan suatu proyek-proyek teknik memerlukan perencanaan yang matang dan mendetail.
Biasanya rancangan, komponen, alat serta pendanaan yang dibutuhkan suatu proyek
teknik akan disusun terlebih dahulu dalam suatu proposal teknik. Proposal
teknik merupakan suatu usulan kegiatan dalam bidang teknik yang diterangkan
dalam bentuk rancangan kerja secara terperinci dan sistematis yang akan
dilaksanakan atau dikerjakan. Dalam menyusun proposal teknik perlu diterapkan
prinsip-prinsip ekonomi teknik. Hal ini dimaksudkanagar dalam perancangan dan
pembuatan proyek dapat dilakukan se-efisien mungkin. Oleh karena itu, proposal
teknik harus dibuat sebaik mungkin agar dukungan yang didapat baik berupa
fasilitas atau pendanaan yang diajukan akan diterima secara maksimal sehingga proyek
yang dirancang akan berjalan lancar.
3. Proses Pengambilan Keputusan
Tingkat keberhasilan suatu proyek
teknik tidak hanya ditentukan oleh keahlian insinyur saja (dibidang teknik),
akan tetapi perlu juga dilakukan pengambilan-pengambilan
keputusan yang baik untuk menjalankan proyek tersebut (diluar keahliannya di
bidang teknik). Oleh karena itu proses pengambilan keputusan itu harus
dirinci secara baik. Proses pengambilan keputusan merupakan proses dimana dilakukan
pertimbangan mengenai kebijakan atau keputusan apa saja yang akan diambil dalam
melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah proyek teknik.
4. Tahapan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yang rasional merupakan
keputusan yang komplek dan beragam. Ada 8 tahapan yang harus dilakukan dalam
pengambilan sebuah keputusan
1. Mengenali
Masalah
Jhon Dewey seorang filsuf Amerika mengatakan “suatu masalah yang didefinisikan secara
benar adalah masalah yang sebagian telah terselesaikan” Itu berarti hanya masalah yang telah dikenali
dengan benarlah yang berpotensi untuk diselesaikan, tanpa mengenali masalah
dengan benar kita akan tersesar sehingga solusi yang tepat tidak akan pernah
tercapai.
2. Menetapkan
Tujuan dan Sasaran
Masalah adalah situasi yang menghambat tercapainya
suatu tujuan yang telah ditentukan dalam sebuah perusahaan berbagai masalah
utama akan terkait dengan tidak tercapai sebuah profit, dan masalah yang
dihadapi para individu umumnya terkait dengan tidak tercapainya kepuasan.
Tujuan yang bersifat umum seringkali diuraikan menjadi tujuan yang sempit,
spesifik, dan kuantitatif.
3. Menyusun
Data yang Relevan
Sebuah keputusan yang terbaik adalah
keputusan yang dibuat dengan memanfaatkan informasi yang tepat yang didapat
dengan menyusun berbagai data yang lebih akurat dan relevan. Dalam
mengembangkan informasi itu analis harus dapat data yang relevan dan bisa
menentukan apakah nilainya sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperolehnya. Menyusun data yang relevan adalah pekerjaan yang sangat sulit.
4. Mengidentifikasi
Alternatif yang Layak
Dari sekian banyak cara penyelesaian masalah,
hanya ada sebagian alternatif yang layak dipertimbangkan sebagai solusi
potensial, namun demikian perlu kehati-hatian untuk tidak menentukan alternatif
terbaik pada tahap ini, jika itu terjadi maka solusi yang didapatkan mungkin
bukan yang terbaik. Ada berbagai alternatif yang dengan mudah dieliminasi
dengan alasan yang sangat jelas seperti ketiadaan material, keterbatasan
teknologi, dan keterbatasan waktu.
5. Menetapkan
Kriteria Penilaian Alternatif
Dengan menggunakan alternatif terbaik dipilih
dengan menilai berdasarkan berbagai kriteria tertentu, kata terbaik menunjukan
bahwa penilaian pada dasarnya bisa bersifat kualitatif meliputi spektrum paling
buruk, buruk, cukup, baik, lebih baik, paling baik. Dengan demikian baik atau
buruk suatu alternatif akan bersifat relatif.
6. Membangun
Model Keterhubungan
Sebuah elemen yang telah diidentifikasi
(tujuan, data informasi, alternatif potensial, dan kriteria) digabungkan mejadi
model matematika yang menunjukan hubungan antara variabel dan kemudian
dipresentasikan.
7. Memprediksi
Keluaran Alternatif
Model yang telah dibangun tersebut digunakan
untuk memprediksi keluaran (outcome) dari setiap alternatif, perlu diingat
bahwa setiap alternatif itu bisa menghasilkan keluaran yang beragam. Tapi guna
menghindari komplikasi yang tidak perlu maka pengambilan keputusan diasumsikan
menggunakan keluaran tunggal, dan keluaran-keluaran lain diabaikan.
8. Memilih
Alternatif Terbaik
Memilih alternatif terbaik berdasarkan
berbagai kriteria yang telah ditetapkan, pengambilan keputusan ini harus
dilakukan secara hati-hati dan banyak diyakini bahwa solusi yang terbaik untuk
masalah ini telah ditentukan dengan seksama.
9. Audit
Pasca Pengambilan Keputusan
Ini sangat penting dilakukan untuk menjamin
apa yang seharusnya diproyeksikan akan tercapai. Jika semua pihak yang terlibat
dalam menyelesaikan suatu masalah itu menyadari bahwa rekomendasi mereka akan
diaudit tingkat keberhasilannya.
Untuk menilai suatu alternatif dapat
dilakukan denga cara yang berbeda, sebagai berikut
1. Menghasilkan
paling sedikit kerusakan
2. Memperbaiki
distribusi kekayaan penduduk
3. Menggunakan
uang secara efisien dan ekonomis
4. Meminimasi
pengeluaran uang
5.Memastikan
bahwa yang mendapat benefit dari keputusan yang lebih banyak daripada yang menderita
akibat keputusan yang itu
6. Meminimasi
waktu pencapaian tujuan
7. Meminimasi
pengangguran.
5. Analisis Dalam Pengambilan Keputusan
Dalam sistem produksi, fungsi dan peran yang
harus dijalankan oleh manager adalah mengambil berbagai keputusan terhadap hal
– hal yang berkaitan dengan alternatif tindakan yang harus dilaksanakan oleh
proses produksi. Ada beberapa faktor yang ada di dalam kondisi secara nyata
cenderung untuk mendapat derajat kesulitan dan kompleksitas dari keputusan yang
harus diambil, contohnya
1. Faktor
ketidakpastian mengenai kondisi yang akan datang, dim ana hal ini seringkali
membawa kesulitan dalam bentuk penetapan potensi maupun kapasitas produksi yang
terpasang harus direalisasikan.
2. Kebutuhan
untuk memperhatikan berbagai macam kriteria yang harus dipenuhi seperti
kuantitas, kualitas, biaya dan sebagainya.
3. Tekanan-tekanan
yang berkaitan dengan kecepatan waktu pengambilan keputusan, dimana seringkali
hal ini akan menghasilkan keputusan yang tidak tepat teliti dan jauh di luar
harapan yang ada.
4. Adanya
konflik-konflik yang sedang terjadi dan yang timbul akibat keanekaragaman
pendapat atau pandangan opini dari berbagai pihak yang dilibatkan dalam proses
pengambilan suatu keputusan tersebut. Hal semacam ini terjadi akibat adanya
perbedaan latar belakang maupun interest berbagai pihak didalam melihat
permasalahan yang harus dipecahkan dan diputuskan.
Meskipun banyak kesulitan dan kendala yang
harus dihadapi, manajemen harus melakukan studi, analisis, evaluasi dan
dilanjutkan dengan pengambilan keputusan. Setiap permasalahan yang harus
dihadapi dan harus dipecahkan, terlebih dahulu harus dianalisis dan
dikembangkan alternatif-alternatif kelayakannya, baik secara teknis ataupun ekonomis,
untuk kemudian diputuskan yang paling layak.
Suatu rancangan ataupun proposal dari proyek,
akan dievaluasi berdasarkan efisiensi teknik (fisik) ataupun efisiensi
ekonomis. Disisi lain efisiensi ekonomis meskipun juga dinyatakan sebagai
perbandingan output per input, tetapi dalam hal ini dinyatakan dalam unit
satuan ekonomis (uang).
6. Proses Pemecahan Masalah
Masalah ekonomi teknik memang bertujuan untuk
membahas tentang jalan keluar atau solusi bagi ilmu ekonomi ketika akan
menghadapi berbagai masalah yang berhubungan dengan ekonomi teknik. Masalah
ekonomi yang terjadi di masyarakat sangat banyak, dari mikro sampai yang makro.
Secara singkat masalah ekonomi dapat dirumuskan dalam tiga pertanyaan penting
yaitu
1. Barang
apa yang akan diproduksi (What)
Dalam pertanyaan ini mengandung arti bahwa
ilmu ekonomi harus bisa menjawab barang apa saja yang perlu diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Biasanya prioritas pada barang kebutuhan pokok
masyarakat kemudian ke tingkat kebuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan
sekunder dan tersier. Jangan sampai barang yang dibuat tidak dapat memenuhi
kebutuhan, kalau ini bisa terjadi bisa menimbulkan hal-hal negatif, yaitu:
inflasi dan kalau dalam bidang pangan bisa menyebabkan kelaparan atau kurang
gizi.
2. Bagaimana
barang diproduksi (Who)
Pertanyaan ini berkaitan dengan
strategi-strategi yang harus dibuat oleh produsen dalam membuat barang yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Strategi ini dibuat untuk bisa produksi yang
dihasilkan dengan efisien serta memanfaatkan sumber daya yang ada. Sumber daya
itu terdiri dari 4 faktor produksi yang terdiri atas sumber daya alam, tenaga
kerja, modal dan wirausaha. Efisiensi produksi dapat menciptakan hasil produksi
yang lebih bagus dan lebih murah.
3. Untuk
siapa barang dibuat (For Whom)
Barang dan jasa yang diproduksi juga harus
memperhatikan komposisi konsumen yang akan dituju, misalnya produksi pakaian
bayi, maka produksinya harus memperhitungkan bayi ada didaerah sekitar. Hal ini
penting karena supaya produksi dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat tanpa
harus terjadi kekurangan atau kelabihan produksi.
Proses Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan
Banyak jenis keputusan yang berbeda harus
dibuat dalam organisasi. Seperti bagaimana membuat suatu produk, bagaimana
memelihara mesin, bagaimana menjamin kualitas produk dan bagaimana membentuk hubungan yang saling menguntungkan
dengan pelanggan. Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar pemikiran harus
dikembangkan untuk menetapkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk
membuat keputusan dalam organisasi.
Pemikiran tersebut didasarkan pada dua faktor
berikut
1. Sejauh
mana keputusan yang diambil akan mempengaruhi pihak lain.
2. Tingkat
manajemen.
Keputusan yang diambil mungkin hanya memiliki
sedikit pengaruh terhadap organisasi secara umum, tetapi bisa saja sebaliknya.
Semakin banyak pengaruh keputusan yang diambil terhadap organisasi tersebut, semakin vital keputusan
tersebut. Tingkatan pada manajemen menuntuk pada manajemen tingkat bawah, menengah, dan atas.
Dasar pemikiran untuk menentukan siapa yang akan mengambil keputusan adalah semakin besar
pengaruh keputusan yang diambil terhadap organisasi (yang artinya semakin vital
keputusan tersebut) maka semakin tinggi tingkatan manajer yang bertanggung jawab atas pengambilan
keputusan tersebut. Walaupun seseorang wirausahawan memiliki tanggung jawab dalam pembuatan
keputusan tertentu, tidak berarti ketika mengambil keputusan tidak membutuhkan bantuan orang
lain, terutama anggota organisasinya.
Sebuah cara yang disebut “konsensus” yang
biasa digunakan wirausahawan untuk mendorong anggota organisasi terlibat dalam pengambilan
keputusan tertentu. Konsensus adalah persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua
individu yang terlibat didalamnya. Konsensus biasanya terjadi setelah pertimbangan dan pembahasan
mendalam yang lama oleh anggota – anggota dari kelompok yang mengambil keputusan. Keputusan
melalui konsensus memiliki kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihan
:
Seorang wirausaha dapat lebih memanfaatkan
perhatian pada konsep, sementara anggota organisasi lainnya mengembangkan
konsep dasar tersebut menjadi sebuah keputusan konkrit dan dapat diambil.
b. Kekurangan
:
Terlalu banyak orang yang dilibatkan, amak
pengambilan keputusan memakan waktu yang relatif lama dan biayanya yang relatif
mahal.
Kriteria pengambilan Keputusan.
Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang
kemungkinan menjadi pedoman perilaku para pembuat keputusan itu dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, sebagai berikut
1. Nilai-nilai
Politik
Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian
atas altematif kebijaksanaan yang dipilihnya dari sudut pentingnya
altematif-altematil itu bagi partai politiknya atau bagi kelompok-kelompok
klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya. Keputusan-keputusan yang
lahir dari tangan para pembuat keputusan seperti ini bukan mustahil dibuat demi
keuntungan politik’ dan kebijaksanaan dengan demikian akan dilihat sebagai
instrumen untuk memperluas pengaruh-pengaruh politik atau untuk mencapai tujuan
dan kepentingan dari partai politik atau tujuan dari kelompok kepentingan yang
bersangkutan.
2. Nilai –
nilai organisasi
Para pembuat keputusan, khususnya birokrat
(sipil atau militer) mungkin dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh
nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di dalam organisasi, badan
administrasi, menggunakan berbagai bentuk ganjaran dan sanksi dalam usahanya
untuk memaksa para anggotanya menerima, dan bertindak sejalan dengan
nilai-nilai yang telah digariskan oleh organisasi. Sepanjang nilai-nilai
semacam itu ada, orang-orang yang bertindak selaku pengambil keputusan dalam
organisasi itu kemungkinan akan dipedomani oleh pertimbangan-pertimbangan
semacam itu sebagai perwujudan dari hasrat untuk melihat organisasinya tetap
lestari, unuk tetap maju atau untuk memperlancar program-program dan
kegiatan-kegiatannya atau atau untuk mempertahankan kekuasaan dan hak-hak
istimewa yang selama ini dinikmati.
3. Nilai -
nilai Pribadi
Hasrat untuk melindungi atau memenuhi
kesejateraan atau kebutuhan finansial, reputasi diri atau posisi historis
kemungkinan juga digunakan oleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam
pengambilan keputusan. Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat
kepurusan tertentu yang menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai
hadiah pemberian perizinan atau penandatanganan kontrak pembangunan proyek
tertentu, jelas mempunyai kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang presiden
yang mengatakan di depan para wartawan bahwa ia akan menggebut siapa saja yang
bertindak inkonstirusional, jelas juga dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan pribadinya’misalnya agar ia mendapat tempat terhormat
dalam sejarah bangsa sebagai seseorang yang konsisten dan nasionalis.
4. Nilai –
nilai Kebijaksanaan
Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah
dicamkan, yakni janganlah kita mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian
menarik kesimpulan bahwa para pengambil keputusan politik inr semata-mata
hanyalah dipengaruhi oleh pertimbangan-penimbangan demi keuntungan politik,
organisasi atau pribadi. Sebab, para pembuat keputusan mungkin pula bertindak
berdasarkan atas penepsi mereka terhadap kepentingan umum atau keyakinan
tertentu mengenai kebijaksanaan negara apa yang sekiranya secara moral tepat
dan benar. Seorang wakil rakyat yang mempejuangkan undang-undang hak kebebasan
sipil mungkin akan bertindak sejalan dengan itu karena ia yakin bahwa tindakan
itulah yang secara moral benar, dan bahwa persamaan hak-hak sipil itu memang
merupakan tujuan kebijaksanaan negara yang diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa
perjuangan itu mungkin akan menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik yang
fatal.
5. Nilai -
nilai Ideologis
Ideologi pada hakikatnya merupakan
serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang secara logis saling berkaitan yang
mencerminkan gambaran sederhana mengenai dunia serta berfungsi sebagai pedoman
benindak bagi masyarakat yang meyakininya. Di berbagai negara sedang berkembang
di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah nasionalisme yang mencerminkan hasrat
dari orang-orang atau bangsa yang bersangkutan untuk merdeka dan menentukan
nasibnya sendiri — telah memberikan peran penting dalam mewamai kebijaksanaan
luar negeri maupun dalam negeri mereka. Pada masa gerakan nasional menuju
kemerdekaan, nasionalisme telah berfungsi sebagai minyak bakar yang mengobarkan
semangat perjuangan bangsa di negara – negara sedang berkembang melawan
kekuatan kolonial. Indonesia, ideologi Pancasila setidaknya bila
dilihat dari sudut perilaku politik regim, telah berfungsi sebagai resep untuk
melaksanakan perubahan sosial dan ekonomi. Bahkan ideologi ini kerapkali juga
dipergunakan sebagai instrumen pengukur legitimasi bagi partisipasi politik
atau partisipasi dalam kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh kelompok –
kelompok dalam masyarakat.
7. Proses
Pemecahan Masalah
Masalah-masalah
yang timbul dalam pengambilan keputusan tentu perlu penyelesaian yang tepat.
Untuk menyelesaikannya seorang insinyur haruslah tahu tahapan penyelesaian yang
baik dan sistematis.
-Memformulasikan permasalahan, termasuk di antaranya menentukan ruang lingkup secara umum yang menggambarkan kondisi awal dan akhir yang dihubungkan dengan proses “kotak hitam” yang belum diketahui. Artinya, pada tahap ini hanya perlu diformulasikan permasalahan apa yang dihadapi dan kondisi apa yang diharapkan setelah suatu solusi diterapkan, tanpa harus menyatakan bagaimana cara atau metoda solusi yang akan digunakan.
-Menganalisis
permasalahan untuk menyatakan permasalahan tersebut dengan lebih detail
termasuk memformulasikan tujuan, sasaran, kendala yang dihadapi, variabel
keputusan yang harus dicari nilainya, serta kriteria keputusan yang akan
digunakan. Tahap ini menjadi begitu penting karena kelemahan atau kesalahan
yang terjadi di sini akan berakibat langsung pada keputusan yang akan diambil.
-Mencari
alternatif-alternatif solusi dari permasalahan yang dianalisis. Tahap ini
membutuhkan kreativitas dalam menemukan alternatif-alternatif solusi.
Seringkali tahap ini digabungkan langsung dengan tahap evaluasi alternatif.
Sebagai akibatnya, usaha pencarian alternatif sering dihentikan setelah
ditemukan alternatif yang dinilai layak secara ekonomis walaupun sebenarnya
masih ada alternatif yang lebih baik.
Memilih
alternatif terbaik melalui pengukuran performansi masing-masing alternatif dan
dibandingkan dengan kriteria keputusan yang telah ditetapkan. Alternatif-alternatif
yang masih akan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya untuk selanjutnya
dipilih yang terbaik.
0 komentar:
Post a Comment