A.
PERTAMBANGAN
A1.
Permasalahan Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambangan Energi
Menurut jenis yang
dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan gas bumi, logam
– logam mineral antara lain seperti timah putih, emas, nikel, tembaga, mangan,
air raksa, besi, belerang, dan lain-lain dan bahan – bahan organik seperti
batubara, batu-batu berharga seperti intan, dan lain- lain.
Pembangunan dan
pengelolaan pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi dan bahan bakar
serta dengan pengolahan wilayah, disertai dengan peningkatan pengawasan yang
menyeluruh.
Pengembangan dan
pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan ekspor
maupun penggunaan sendiri di dalam negeri serta kemampuan penyediaan energi
secara strategis dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian
energi yang penggunaannya terus meningkat, sedangkan jumlah persediaannya
terbatas. Karena itu perlu adanya pengembangan sumber-sumber energi lainnya
seperti batu bara, tenaga air, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari,
tenaga nuklir, dan sebagainya.
Pencemaran lingkungan
sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan oleh faktor kimia,
faktor fisik, faktor biologis. Pencemaran lingkungan ini biasanya lebih
daripada diluar pertambangan. Keadaan tanah, air dan udara setempat di tambang
mempunyai pengarhu yang timbal balik dengan lingkunganya. Sebagai contoh
misalnya pencemaran lingkungan oleh CO sangat dipengaruhi oleh keaneka ragaman
udara, pencemaran oleh tekanan panas tergantung keadaan suhu, kelembaban dan
aliran udara setempat.
Suatu pertambangan yang
lokasinya jauh dari masyarakat atau daerah industri bila dilihat dari sudut
pencemaran lingkungan lebih menguntungkan daripada bila berada dekat dengan
permukiman masyarakat umum atau daerah industri. Selain itu jenis suatu tambang
juga menentukan jenis dan bahaya yang bisa timbul pada lingkungan. Akibat
pencemaran pertambangan batu bara akan berbeda dengan pencemaran pertambangan
mangan atau pertambangan gas dan minyak bumi. Keracunan mangan akibat menghirup
debu mangan akan menimbulkan gejala sukar tidur, nyeri dan kejang – kejang
otot, ada gerakan tubuh diluar kesadaran, kadang-kadang ada gangguan bicara dan
impotensi.
Melihat ruang lingkup
pembangunan pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari pemetaan,
eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian deposit
bahan galian, pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan
tambang yang mengakibatkan gangguan pad lingkungan, maka perlua adanya
perhatian dan pengendalian terhadap bahaya pencemaran lingkungan dan perubahan
keseimbangan ekosistem, agar sektor yang sangat vital untuk pembangunan ini
dapat dipertahankan kelestariannya.
Dalam pertambangan dan
pengolahan minyak bumi misalnya mulai eksplorasi, eksploitasi, produksi,
pemurnian, pengolahan, pengangkutan, serta kemudian menjualnyatidak lepas dari
bahaya seperti bahaya kebakaran, pengotoran terhadap lingkungan oleh
bahan-bahan minyak yang mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, pencemaran
akibat penggunaan bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-gas/ uap-uap ke udara
pada proses pemurnian dan pengolahan.
Dalam rangka
menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran lingkungan dan gangguan
keseimbangan ekosistem baik itu berada di lingkungan pertambangan ataupun
berada diluar lingkungan pertambangan, maka perlu adanya pengawasan lingkungan
terhadap :
1. Cara pengolahan
pembangunan dan pertambangan.
2. Kecelakaan
pertambangan.
3. Penyehatan
lingkungan pertambangan.
4. Pencemaran dan
penyakit-penyakit yang mungkin timbul.
A2.
Cara Pengelolahan Pembangunan Pertambangan
Sumber daya bumi di
budang pertambangan harus dikembangkan semaksimal mungkin untuk tercapainya
pembangunan. Dan untuk ini perlu adanya survey dan evaluasi yang terintegrasi
dari para alhi agar menimbulkan keuntungan yang besar dengan sedikit kerugian
baik secara ekonomi maupun secara ekologis.
Penggunaan ekologis
dalam pembangunan pertambangan sangat perlu dalam rangka meningkatkan mutu
hasil pertambangan dan untuk memperhitungkan sebelumnya pengaruh aktivitas
pembangunan pertambangan pada sumber daya dan proses alam lingkungan yang lebih
luas.
Segala pengaruh
sekunder pada ekosistem baik local maupun secara lebih luas perlu
dipertimbangkan dalam proses perencanaan pembangunan pertambangan, dan
sedapatnya evaluasi sehingga segala kerusakan akibat pembangunan pertambangan
ini dapat dihindari atau dikurangi, sebab melindungi ekosistem lebih mudah
daripada memperbaikinya.
Dalam pemanfaatan
sumber daya pertambangan yang dapat diganti perencanaan, pengolahan dan
penggunaanya harus hati-hati seefisien mungkin. Harus tetap diingat bahwa
generasi mendatang harus tetap dapat menikmati hasil pembangunan pertambangan
ini.
A3.
Kecelakaan Di Pertambangan
Usaha pertambangan
adalah suatu usaha yang penuh dengan bahaya. Kecelakaan-kecelakaan yang sering
terjadi, terutama pada tambang-tambang yang lokasinya jauh dari tanah.
Kecelakaan baik itu jatuh, tertimpa benda-benda, ledakan-ledakan maupun akibat
pencemaran atau keracunan oleh bahan tambang. Oleh karena itu tindakan –
tindakan penyelamatan sangatlah diperlukan, misalnya memakai pakaian pelindung
saat bekerja dalam pertambangan seperti topi pelindung, but, baju kerja, dan
lain – lain.
Contoh sederhana karena
kecelakaan kerja adalah terjadinya lumpur lapindo yang terdapat di Porong,
sidoarjo. Tragedi semburan lumpur lapindo yang terjadi beberapa tahun silam,
setidaknya menjadi bukti adanya kelalaian pekerja tambang minyak yang lupa
menutup bekas lubang untuk mengambil minyak bumi. Semburan di Porong, sidoarjo
bukan fenomena baru di kawasan Jawa Timur. Fenomena yang sama terjadi di
Mojokerto, Surabaya, Gunung Anyar, Rungkut, Purwodadi, jawa Tengah.
Bila melihat empat
lokasi tersebut, Porong ternyata berada pada jalur gunung api purba. Gunung api
ini mati jutaan tahun yang lalu dan tertimbun lapisan batuan dengan kedalaman
beberapa kilometer dibawah permukaan tanah saat ini. Tinjauan aspek geologi dan
penelitian sempel material lumpur di laboratorium yang dilakukan Tim Ahli
Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) sejak juni hingga pertengahan juli
menunjukkan, material yang dikeluarkan ke permukaan bumi memang berasal dari
produk gunung berap purba.
A4.
Penyehatan Lingkungan Pertambangan Pencemaran dan Penyakit yang Timbul
Program Lingkungan
Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui
pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas
sektor berwawasan kesehatan
Adapun kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:
(1). Penyediaan Sarana
Air Bersih dan Sanitasi Dasar
(2) Pemeliharaan dan
Pengawasan Kualitas Lingkungan
(3) Pengendalian dampak
risiko lingkungan
(4) Pengembangan
wilayah sehat.
Pencapaian tujuan
penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan kegiatan dari
berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan
kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan
tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu
berbagai lintas sector ikut serta berperan (Perindustrian, KLH, Pertanian, PU
dll) baik kebijakan dan pembangunan fisik dan Departemen Kesehatan sendiri
terfokus kepada hilirnya yaitu pengelolaan dampak kesehatan.
Sebagai gambaran
pencapaian tujuan program lingkungan sehat disajikan dalam per kegiatan pokok
melalui indikator yang telah disepakati serta beberapa kegiatan yang
dilaksanakan sebagai berikut:
Penyediaan Air Bersih
dan Sanitasi
Adanya perubahan
paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan dalam
penggunaan prasarana dan sarana yang dibangun, melalui kebijakan Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan yang ditandatangani oleh Bappenas, Departemen Kesehatan,
Departemen Dalam Negeri serta Departemen Pekerjaan Umum sangat cukup signifikan
terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi khususnya
di daerah. Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi penerapan pendekatan
tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia, kampanye kesadaran
masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan, pengembangan kelembagaan
dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan proses
pelaksanaan menjadi acuan pola pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan
Sanitasi.
Direktorat Penyehatan
Lingkungan sendiri guna pencapaian akses air bersih dan sanitasi diperkuat oleh
tiga Subdit Penyehatan Air Bersih, Pengendalian Dampak Limbah, Serta Penyehatan
Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan juga didukung oleh kegiatan dimana Pemerintah
Indonesia bekerjasama dengan donor agency internasional, seperti ADB, KFW
German, WHO, UNICEF, dan World Bank yang diimplementasikan melalui kegiatan
CWSH, WASC, Pro Air, WHO, WSLIC-2 dengan kegiatan yang dilaksanakan adalah
pembinaan dan pengendalian sarana dan prasarana dasar pedesaan masyarakt miskin
bidang kesehatan dengan tujuan meningkatkan status kesehatan, produktifitas,
dan kualitas hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah di pedesaan khususnya
dalam pemenuhan penyediaan air bersih dan sanitasi.
Pengalaman masa lalu
yang menunjukkan prasarana dan sarana air minum yang tidak dapat berfungsi
secara optimal untuk saat ini dikembangkan melalui pendekatan pembangunan yang
melibatkan masyarakat (mulai dari perencanaan, konstruksi, kegiatan operasional
serta pemeliharaan).
Disadari bahwa dari
perkembangan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan serta didukung oleh berbagai
lintas sektor terkait (Bappenas, Depdagri dan PU) melalui kegiatan CWSH, WASC,
Pro Air, WSLIC-2 terdapat beberapa kemajuan yang diperoleh khususnya dalam
peningkatan cakupan pelayanan air minum dan sanitasi dasar serta secara tidak
langsung meningkatkan derajat kesehatan.
Berdasarkan sumber BPS
tahun 2006, pada tabel berikut: akses rumah tangga terhadap pelayanan air minum
s/d tahun 2006, terjadi peningkatan cakupan baik di perkotaan maupun perdesaan,
yaitu di atas 70%. Bila dibandingkan dengan tahun 2005 terjadi penurunan hal
ini disebabkan oleh adanya perubahan kriteria penentuan akses air minum.
Dari segi kualitas
pelayanan Air Minum yang merupakan tupoksi dari Departemen
Kesehatan, Direktorat
Penyehatan Lingkungan telah melakukan berbagai kegiatan melalui pelatihan
surveilans kualitas air bagi para petugas Provinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas,
bimbingan teknis program penyediaan air bersih dan sanitasi kepada para
pengelola program di jajaran provinsi dan kabupaten/kota hal ini bertujuan
untuk peningkatan kualitas pengelola program dalam memberikan air yang aman
untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Untuk indikator
kualitas air yang dilaporkan baik dari air bersih maupun air minum yang dilihat
dari aspek Bakteriologis (E.Coli dan Total Coliform) terlihat adanya penurunan
pencapaian cakupan, hal ini karena baru 11 provinsi yang melaporkan dan
terlihat masih dibawah nilai target cakupan yang ditetapkan tahun 2006 (Target
Air minum 81% dan air bersih 56,5%) dengan keadaan ini perlu adanya penguatan
dari jajaran provinsi melalui peningkatan kapasitas (pendanaan, laboratorium
yang terakreditasi, kemampuan petugas) dan regulasi sehingga daerah dapat lebih
meningkatkan kegiatan layanan terkait kualitas air minum.
B.
INDUSTRI
B1.
Permasalah Lingkungan Dalam Pembangunan Industri
Lingkungan merupakan
suatu topik yang tidak akan pernah mati untuk dibahas. Lingkungan adalah
kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa
seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen
biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
Kita sebagai salah satu
makhluk hidup di dunia tidak akan bisa terpisah dari lingkungan. Lingkungan ini
banyak di manfaatkan oleh seluruh makhluk hidup, salah satunya oleh manusia
lingkungan di jadikan kerabat untuk melakukan kegiatan pembangunan industri.
Namun di balik semua
kegiatan pembangunan industri terdapat banyak masalah yang harus di tindak
lanjuti. Misalnya saja pencemaran lingkungan sebagai dampak dari proses
pertambangan umumnya disebabkan oleh bahan yang dapat berupa faktor kimia,
fisika dan biologi. Pencemaran ini biasanya terjadi di dalam dan di luar
pertambangan yang dapat berbeda antara
satu jenis pertambangan dengan jenis pertambangan lainnya. Contoh Pertambangan
minyak bumi yang mempunyai aktivitas mulai dari eksplorasi, produksi,
pemurnian, pengolahan, penganngkutan, dan penjualan tidak lepas dari berbagai
bahaya.
B2.
Keracunan Bahan Logam/Metaloid Pada Industrialis
Banyak sekali
kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dalam melkukan pekerjaan disektor
perindustrian, salah satunya adalah keracunan, dalam ulisan ini saya akan
menuliskan keracunan bahan logam/metaloid dalam proses industrialis.
Racun-racun
logam/metaloid beserta persenyawaan-persenyawaannya yang sering terjadi pada
industrialis adalah berasal dari timah hitam, air raksa, arsen,chromium,
berrylium, cadmium, vanadium dan fosfor.
Berikut ini penjelasan
dari beberapa logam yang disebutkan diatas:
1. Timah hitam
Keracunan timah hitam
(plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan kadang
gejalanya kambuh secara periodik.
Kerusakan yang terjadi bisa bersifat permanen (misalnya gangguan
kecerdasan pada anak-anak dan penyakit ginjal)
Timah hitam ditemukan
pada
1. Pelapis keramik
2. Cat
3. Batere
4. Solder
5. Mainan
Pemaparan oleh timah
hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara:
1. Menelan serpihan cat
yang mengandung timah hitam
2. Membiarkan alat
logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai, pemberat
alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian, dimana
secara perlahan timah hitam akan larut
3. Meminum minuman asam
atau memakan makanan asam yang telah terkontaminasi karena disimpan di dalam
alat keramik yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman
berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel)
4. Membakar kayu yang
dicat dengan cat yang mengandung timah hitam atau batere di dapur atau perapian
5. Mengkonsumsi obat
tradisional yang mengandung senyawa timah hitam
6. Menggunakan
perabotan keramik atau kaca yang dilapisi timah hitam untuk menyimpan atau
menyajikan makanan
7. Minum wiski atau
anggur yang terkontaminasi oleh timah hitam
8. Menghirup asap dari
bensin yang mengandung timah hitam
9. Bekerja di tempat
pengolahan timah hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti respirator,
ventilasi maupun penekan debu).
10. Pemaparan timah
hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah yang
telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam pada
anak-anak; karena itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan
gejala.
Serangkaian gejala yang
khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu atau lebih, yaitu berupa perubahan
kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut terasa logam, nafsu makan berkurang
dan nyeri perut samar-samar yang berakhir dengan muntah, sembelit serta nyeri
kram perut. Pada dewasa jarang terjadi kerusakan otak.
Pada anak-anak,
gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya aktivitas bermain selama
beberapa minggu. Kemudian gejala yang serius timbul secara mendadak dan dalam
waktu 1-5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu berupa:
1. muntah menyembur
yang berlangsung terus menerus
2. berjalan
goyah/limbung
3. kejang
4. linglung
5. mengantuk
6. kejang yang tak
terkendali dan koma.
2. Air Raksa
Air raksa atau merkuri
(Hg) merupakan suatu bahan kimia yang diperlukan dan dipakai oleh banyak
industri seperti industri cat, pestisida, farmasi serta dipakai sebagai bahan
campuran tumpatan gigi yaitu amalgam.
Keracunan air raksa
seperti halnya dengan logam berat lainnya dapat terjadi melalui berbagai jalan
antara lain melalui pernapasan, suntikan serta makanan dan minuman yang
tercemar, ini salah satu bentuk keracunan air raksa yang dapat terjadi yaitu:
1. Sebagai akibat air
raksa cair atau uapnya
2. Sebagai akibat
kontak kulit dengan persenyawaan Hg-fulmitat
3. Sebagai persenyawaan
air raksa organis
Berhati-hatilah anda
jika anda bekerja dengan menggunakan bahan kimia yang sangat berbahaya salah
satunya air raksa.
3.Arsen
Arsen, arsenik, atau
arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan
nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki
tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik
digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.
Berikut ini adalah
beberapa gejala yang akan ditimbulkan jika anda keracunan arsenik, yaitu
sebagai berikut:
1. Kerontokan rambut:
merupakan tanda keracunan kronis logam berat, termasuk arsen
2. Bau napas seperti
bawang putih: merupakan bau khas arsen
3. Gejala
gastrointestinal berupa diare: akibat
racun logam berat termasuk arsen
4. Muntah: akibat iritasi lambung, diantaranya pada
keracunan arsen.
5. Skin speckling:
gambaran kulit seperti tetes hujan pada jalan berdebu, disebabkan oleh
Keracunan kronis arsen
6. Kolik abdomen:
akibat keracunan kronis
7. Kelainan kuku: garis
Mees (garis putih melintang pada nail
bed) dan kuk yang rapuh.
8. Kelumpuhan (umum
maupun parsial): akibat keracunan logam berat
4. Fosfor
Ada banyak sekali
macam-macam fosfor namun yang sangat beracun adalah dosfor jenis fosfor putih,
dan fosfor ini banyak dipergunakan sebagai bahan pembuatan racun tikus, racun
serangga, pembuatan pupuk, pembuatan mercon dan kembang api.
Akibat dari keracunan
fosfor adalah sangat kompleks bisa menimbulkan kerusakan pada hati, ginjal,
tulang, saluran pencernaan, pendarahan-pendarahan dan bila terhirup ke
paru-paru bisa menimbulkan oedema dan keruakan paru.
B3.
Keracunan Bahan Organis Pada Industrialisasi
Pencemaran terjadi
akibat bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas masuk lingkungan hingga
terjadi perubahan kualitas lingkungan, Sumber bahan beracun dan berbahaya dapat
diklasifikasikan:
1. industri kimia organik
maupun anorganik
2. penggunaan bahan
beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan penolong
3. peristiwa
kimia-fisika, biologi dalam pabrik.
Lingkungan sebagai
badan penerima akan menyerap bahan tersebut sesuai dengan kemampuan. Sebagai
badan penerima adalah udara, permukaan tanah, air sungai, danau dan lautan yang
masingmasing mempunyai karakteristik berbeda.
Air di suatu waktu dan
tempat tertentu berbeda karakteristiknya dengan air pada tempat yang sama
dengan waktu yang berbeda,Air berbeda karakteristiknya akibat peristiwa alami
serta pengaruh faktor lain.
Kemampuan lingkungan
untuk memulihkan diri sendiri karena interaksi pengaruh luar disebut daya
dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan antara tempat satu dengan tempat yang
lain berbeda, Komponen lingkungan dan faktor yang mempengaruhinya turut
menetapkan nilai daya dukung.
Bahan pencemar yang
masuk ke dalam lingkungan akan bereaksi dengan satu atau lebih komponen
lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara fisika, kimia dan biologis
sebagai akibat dari bahan pencemar, membawa perubahan nilai lingkungan
yangdisebut perobahan kualitas.
Limbah yang mengandung
bahan pencemar akan merubah kualitas lingkungan bila lingkungan tersebut tidak
mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada padanya, Oleh
karena itu penting diketahui sifat limbah dan komponen bahan pencemar yang
terkandung.
Pada beberapa daerah di
Indonesia sudah ditetapkan nilai kualitas limbah air dan udara. Namun baru
sebagian kecil. Sedangkan kualitas lingkungan belum ditetapkan. Perlunya
penetapan kualitas lingkungan mengingat program industrialisasi sebagai salah
satu sektor yang memerankan andil besar terhadap perekonomlan dan kemakmuran
bagi suatu bangsa.
Penggunaan air yang
berlebihan, sistem pembuangan yang belum memenuhi syarat, karyawan yang tidak
terampil, adalah faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasikan
sumber pencemar.
Produk akhir, seperti
pembungkusan, pengamanan tabung dan kotak, sistem pengangkutan, penyimpanan,
pemakaian dengan aturan dan persyaratan yang tidak memenuhi ketentuan merupakan
sumber pencemar juga.
B4.
Perlidungan Masyarakat Sekitar Perusahaan Industri
Masyarakat sekitar
suatu perusahaan industri harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk yang
mungkin ditimbulkan oleh industrialisasi dari kemungkinan pengotoran udara,
air, makanan, tempat sekitar dan lain-lain oleh sampah, air bekas dan udara
dari perusahaan-perusahaan industri. Semua perusahaan industri harus
memperhatikan kemungkinan adanya pencemaran lingkungan, dimana segala macam
hasil buangan sebelum dibuang harus betul-betul bebas dari bahan yang bisa
meracuni.
Untuk maksud tersebut,
sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu industri harus diolah dahulu melalui
proses pengolahan. Cara pengolahan ini tergantung dari bahan apa yang
dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa dengan pembakaran atau dengan cara
pencuciaan melalui proses kimia sehingga uap/ udara yang keluar bebas dari
bahan-bahan yang berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang mengandung
partikel/bahan beracun, bisa dengan cara pengendapan, penyaringan atau secara
reaksi kimia sehingga bahan yang keluar tersebut menjadi bebas dari bahan-bahan
yang berbahaya.
Pemilihan cara ini pada
umumnya didasarkan atas faktor-faktor:
a. Bahaya tidaknya
bahan-bahan buangan tersebut.
b. Besarnya biaya agar
secara ekonomi tidak merugikan perusahaan
c. Derajat efektifnya
cara yang dipakai.
d. Kondisi lingkungan
setempat.
Selain oleh bahan-bahan
buangan, masyarakat juga harus terlindungi dari bahaya-bahaya oleh karena produk-produknya
sendiri dari suatu industri. Dalam hal ini pihak konsumen harus terhindar dari
kemungkinan keracunan atau terkenanya penyakit oleh hasil-hasil produksi.
Karena itu sebelum dikeluarkan dari perusahaan, produk-produk ini perlu
pengujian terlebih dahulu secara seksama dan teliti apakah tidak akan merugikan
masyarakat.
Sebab-Sebab terjadinya
Kecelakaan
Suatu kecelakaan sering
terjadi yang diakibatkan oleh lebih dari satu sebab. Kecelakaan dapat dicegah
dengan menghilangkan halhal yang menyebabkan kecelakan tersebut. Ada dua sebab
utama terjadinya suatu kecelakaan. Pertama, tindakan yang tidak aman. Kedua,
kondisi kerja yang tidak aman. Orang yang mendapat kecelakaan luka-luka sering
kali disebabkan oleh orang lain atau karena tindakannya sendiri yang tidak
menunjang keamanan. Berikut beberapa contoh tindakan yang tidak aman, antara
lain:
a) Memakai peralatan
tanpa menerima pelatihan yang tepat
b) Memakai alat atau
peralatan dengan cara yang salah
c) Tanpa memakai
perlengkapan alat pelindung, seperti kacamata pengaman, sarung tangan atau
pelindung kepala jika pekerjaan tersebut memerlukannya
d) Bersendang gurau,
tidak konsentrasi, bermain-main dengan teman sekerja atau alat perlengkapan
lainnya.
e) Sikap tergesa-gesa
dalam melakukan pekerjaan dan membawa barang berbahaya di tenpat kerja
f) Membuat gangguan
atau mencegah orang lain dari pekerjaannya atau mengizinkan orang lain
mengambil alih pekerjaannya, padahal orang tersebut belum mengetahui
pekerjaan tersebut.
B5.
Dampak Lingkungan Industri
Masalah perkotaan pada
saat ini telah menjadi masalah yang cukup pelik untuk diatasi. Perkembangan
perkotaan membawa pada konsekuensi negatif pada beberapa aspek, termasuk aspek
lingkungan. Perkembangan kota membutuhkan ruang sebagai tempat hidup penduduk
dengan aktivitasnya. Pertambahan jumlah penduduk kota berarti juga peningkatan
kebutuhan ruang. Karena ruang tidak dapat bertambah, maka yang terjadi adalah
perubahan penggunaan lahan, yang cenderung menurunkan proporsi lahan-lahan yang
sebelumnya merupakan ruang terbuka hijau. Pada saat ini hanya 1,2% lahan di
dunia merupakan kawasan perkotaan, namun coverage spasial dan densitas
kota-kota diperkirakan akan terus meningkat di masa yang akan datang. PBB telah
melakukan estimasi dan menyatakan bahwa pada tahun 2025, sekitar 60% populasi
dunia akan tinggal di kota-kota.
Pada saat ini telah diakui bahwa
iklim perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan iklim kawasan di
sekitarnya yang masih memiliki unsur-unsur alami cukup banyak. Perubahan
unsur-unsur lingkungan dari yang alami menjadi unsur buatan menyebabkan
terjadinya perubahan karakteristik iklim mikro. Berbagai aktivitas manusia di
perkotaan, seperti kegiatan industri dan transportasi, mengubah komposisi
atmosfer yang berdampak pada perubahan komponen siklus air, siklus karbon dan
perubahan ekosistem.
Selain itu, polusi udara di
perkotaan menyebabkan perubahan visibilitas dan daya serap atmosfer terhadap
radiasi matahari. Radiasi matahari itu sendiri merupakan salah satu faktor
utama yang menentukan karakteristik iklim di suatu daerah. Perubahan-perubahan
tersebut sangat penting untuk menjadi bahan pertimbangan dalam perancangan dan
perencanaan kota. Namun di sisi lain, pemahaman mengenai urbanisasi dan
dampaknya pada sistem iklim-bumi belum lengkap. Dan dalam sistem perencanaan
pembangunan perkotaan di Indonesia, unsur iklim masih dianggap sebagai elemen
statis, dimana diasumsikan tidak ada interaksi timbal balik antara iklim dengan
perubahan guna lahan. Data-data iklim lebih sering dipergunakan sebagai data
yang mendukung pernyataan kesesuian lahan dan lokasi bagi pengembangan fungsi
sebuah kawasan, terutama untuk pengembangan kawasan pertanian. Namun dalam
perancangan dan perencanaan kawasan perkotaan di Indonesia, hampir tidak pernah
dipertimbangkan bahwa perubahan guna lahan yang direncanakan akan memberikan
implikasi yang sangat besar terhadap sistem iklim.
Industri adalah membuka lapangan
pekerjaan baru. Dengan bertumbuhnya Kawasan Perindustrian, maka akan membuka
lapangan pekerjaan baru di pabrik yang dapat menyerap ribuan buruh / tenaga
kerja. Dengan tambahnya lapangan kerja tersebut, maka pendapatan masyarakat
dapat menjadi meningkat yang disertai juga dengan peningkatan SDM-nya.
Masyarakat akan memperoleh pekerjaan dan memperoleh pelatihan dan peningkatan
pengetahuan dengan bekerja di pabrik – pabrik perindustrian. Untuk bekerja di
suatu Pabrik, pekerja tentu saja harus memiliki keahlian dan keterampilan.
Untuk memenuhi hal ini, maka salah satu usaha yang dilakukan pemerintah berupa
Program Magang di Kawasan Industri yang dikhususkan kepada para masyarakat di
sekitar lingkungan Kawasan Industri. Dengan program tersebut, SDM dan
ketrampilan masyarakat diharapkan dapat meningkat yang nantinya dapat
menghasilkan tenaga – tenaga kerja yang terampil dan siap bekerja. Sebagai
contoh program pemagangan itu adalah di Kawasan Industri MM2100 (PT Megapolis
Manunggal Industrial Development MM 2100) dengan lokasi di pabrik PT Astra
Honda Motor dan PT Argo Pantes. Penambahan lapangan pekerjaan, tidak saja hanya
berasal dari kebutuhan pabrik – pabrik akan tenaga keja, tetapi juga berasal dari
pembukaan lapangan kerja baru dari sektor – sektor ekonomi informal. Misalnya
semakin bertumbuhnya warung – warung makan untuk tempat makan buruh – buruh,
munculnya kebutuhan akan transportasi yang menghidupkan usaha ojek, rumah
kontrakan, kost – kostan, toko - toko kelontong, bengkel, jasa transportasi dan
lain sebagainya. 6 Yang merupakan sektor – sektor ekonomi informal yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para buruh – buruh yang bekerja di Kawasan
Industri tersebut. Peningkatan sektor – sektor ekonomi informal ini tentu saja
akan meningkatkan penghasilan masyarakat yang tinggal di kawasan Industri
tersebut. Keuntungan keempat yang dapat diperoleh dari pengembangan Kawasan
Industri adalah peningkatan pendapatan daerah melalui pajak daerah. Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi suatu daerah maka juga akan meningkatkan pendapatan pajak
daerahnya. Dengan bertambahnya pajakdaerah, maka pemerintah dapat lebih
mengembangkan pembangunan di sekitar kawasan. Selain hal – hal diatas yang
berkaitan dengan ekonomi, keuntungan pengembangan Kawasan Industri juga dapat
diperoleh dari aspek lingkungan. Keuntungan pengembangan Kawasan Industri
adalah pemudahan pengelolaan lingkungannya. Pengelolaan limbah secara
terintegrasi dengan mudah bisa dilakukan. Dengan dikelompokkannya industri
dalam satu kawasan, maka AMDAL-nya berupa AMDAL kawasan, sehingga lebih
mempermudah dalam pengecekan dan pengontrolan lingkungannya. Pengeloaan limbah
secara terintegrasi (integrated waste management) dapat dengan mudah dilakukan
sehingga pengontrolannya juga dapat lebih mudah dilakukan. Dari aspek
kependudukan, pengembangan Kawasan Industri juga memiliki nilai penting.
Letak Kawasan Industri yang
biasanya berada di pinggiran kota atau terletak di luar kota dapat mengurangi
arus urbanisasi. Masyarakat dari desa tidak lagi hanya menargetkan kota sebagai
tempat mencari pekerjaan, tetapi cukup ke Kawasan Industri yang menyediakan
lapangan kerja cukup banyak. Para warga kota yang bekerja di Kawasan Industri
juga cenderung akan memilih tinggal di daerah Kawasan Industri apabila Kawasan
Industri telah menyediakan fasilitas hunian yang memadai. Sehingga peluang arus
transmigrasi dari Kota ke daerah pinggiran kota menjadi semakin besar yang
tentu saja dapat mengurangi kepadatan penduduk kota sebagai nilai positifnya.
Dampak Negatif Kawasan
Industri
Selain memberikan dampak – dampak
positif, pengembangan Kawasan Industri juga memiliki dampak – dampak yang
negatif. Dampak yang negatif / kerugian ini kebanyakan berkaitan dengan aspek
lingkungan. Misalnya saja terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat
polusi dan limbah yang dihasilkan dari pabrik – pabrik di Kawasan Industri.
Polusi dari pabrik – pabrik di Kawasan Industri ini biasanya berupa polusi
udara, air, kebisingan, ataupun tanah; yang umumnya yang menerima dampak
negative dari polusi ini adalah warga yang tinggal di Kawasan Industri dan di
Sekitar Kawasan Industri. Contohnya adalah yang terjadi di Semarang pada tahun
1992. Dimana salah satu Pabrik yang bernama Semarang Diamond Chemical (SDC)
yang terletak di Kawasan Industri Semarang mengeluarkan limbah yang merusak
Tambak penduduk di Desa Tapak.8 Contoh lainnya adalah yang terjadi di daerah
Demak. Dimana enam industri yang berlokasi di Kawasan Industri Genuk membuang
limbahnya ke Kali Babon sehingga menimbulkan pencemaran tambak sampai ke Desa
Sriwulan dan Bedono. Kemudian kasus pencemaran udara yang disebabkan pabrik
baja di sekitar Jrakah yang telah banyak dikeluhkan penduduk. Penduduk
Tambakaji juga mengeluhkan keringnya sendang Abu Bakar yang diduga karena
banyaknya pengambilan air tanah oleh industri-industri yang berada di atasnya.
Penulis juga
memperhatikan kawasan industri yang ada di Desa Peusar Kecamatan Panongan –
Tangerang, yaitu Kawasan Industri yang baru beberapa tahun berdiri. Setiap hari
kawasan tersebut tidak henti-hentinya menjalankan aktifitas industrinya. Setiap
hari juga asap tebal dari kegiatan industri di kawasan tersebut mengotori udara
di sekitar kawasan tersebut.
Memang perlu dilakukan penelitian
yang lebih mendalam dari dampak kawasan industry tersebut, namun melihat
aktivitas yang dilakukan dan banyaknya limbah yang dihasilkan baik itu limbah
cair maupun limbah padat tentu sedikit banyaknya ada pengaruh bagi lingkungan di
sekitar kawasan tersebut.
B6. Pertumbuhan Ekonomi
dan Lingkungan Hidup Terhadap Pembangunan Industri
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
erat kaitannya dengan pembangunan industri. Industri yang semakin banyak dengan
terlihatnya kawasan-kawasan industri menunjukkan bahwa Indonesia merupakan
pasar yang cukup menjanjikan dalam bidang perindustrian. Hal ini memicu
pertumbuhan ekonomi Indonesia, akan tetapi di sisi lain hal ini juga bisa
menjadi bumerang yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
pengelolaan kebijakan ekonomi baik ekonomi makro dan ekonomi mikro yang
berdampak pada sektor industri dirasa sangat penting untuk di buat se-efektif
dan se-efisien mungkin. Terlebih lagi dengan semakin dekatnya agenda ASEAN di
bidang ekonomi yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) bisa menghambat pertumbuhan
ekonomi apabila tidak dipersiapkan dengan baik. Saat ini saja sudah banyak
tenaga asing yang berkecimpung di bidang Industri di tanah air, membuat
persaingan sumber daya manusia menjadi sangat ketat. Apabila pemerintah salah
mengambil langkah maka dampaknya adalah semakin tingginya tingkat pengangguran
di Indonesia. Bisa dibilang bahwa sektor industri bisa jadi menguntungkan
apabila dikelola dan dipersiapkan dengan baik, dan bisa juga menjadi penghambat
bila kurang persiapan karena banyak perusahaan asing saat ini yang
mengembangkan usahanya di Indonesia.
Selain itu aspek lingkungan hidup
juga perlu diperhatikan dalam pembangunan industri. Kita tahu bahwa alam
Indonesia sangat indah dan tidak bisa dipungkiri juga bila industrialisasi
sedikit banyak berpengaruh ke kondisi alam Indonesia. Pengelolaan limbah yang
baik harus diterapkan mengingat hal ini yang dari dulu menjadi penyebab
pencemaran. Selain itu dari sisi pembangunannya harus dibuat se-arif mungkin
agar tidak merusak apa yang ada di alam.
Sumber :