MAKALAH
MANUSIA DAN SEGALA ASPEKNYA
DISUSUN OLEH:
NAMA :
RECKY TAMPUBOLON
KELAS :
1IB06
NPM : 18414977
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
1. PENGERTIAN KEINDAHAN
Keindahan dimana hal yang dilihat
tampak sangat menarik, cantik dan penuh dengan hal-hal yang baik pada tampilan
yang terlihat. Dalam hal keindahan pun memiliki nilai yang menarik didalamnya
dapat berupa hal yang sangat berharga yang dapat memiliki niali jaul didalamnya
ataupun pada nilai kecantikan dari seseorang yang dapat menarik orang banyak
untuk dapat mendapatkan keindahan yang dimilikinya pula. Dalam arti umum Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia keindahan diartikan sebagai
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan
budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi,
atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya
tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman
"keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang
seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik
dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering
dikatakan bahwa beauty is in
the eye of the beholder atau
"keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.""
Kata benda Yunani
klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk
"indah" itu καλός, kalos.
Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata
ὥρα, hora, yang berarti
"jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan
"berada di jam (waktu) yang sepatutnya."
Sebuah buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah,
sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita
tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa
Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan
"usia matang”.
1.2.Pengetian keindahan menurut
beberapa ahli:
·
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan
hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi
manusia.
·
Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan
adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
·
Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah
sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
·
Khalil Gibran mengungkapkan bahwa Keindahan adalah sesuatu yang
menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
·
Menurut Baumgarten adalah Keindahan adalah keselur uhan yang
merupakan susunan yang teratur dari bagian- bagian yang saling berhubungan satu
sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri.
·
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “ Garis Besar Estetik”
(Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata
“Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” , kata-kata
itu ber asal dar i bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum” yang
berarti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan
terakhir dipendekkan menjadi “bellum”. Dapat membedakan antara keindahan
sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Keindahan
dalam suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat secara
fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu dapat
dirasakan,seperti contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan
dari Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat
dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.
2.
NILAI-NILAI EKSTRINSIK DAN INTRINSIK KEINDAHAN
• Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik
adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal
lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai
alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa,
diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
• Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik
dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi
kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan
kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
Pengertian
nilai ekstrinsik dan intrinsik dalam keindahan. Nilai intrinsik adalah nilai
yang lebih kepada penilaian berdasarkan pada apa yang terlihat saja oleh mata
dan imajinasi seseorang, tanpa mempertimbangkan aspek lain. Dengan kata lain
nilai intrinsik adalah nilai-nilai yang berasal dari penilaian panca indera
yang hanya berdasarkan pada logika. Nilai ekstrinsik adalah nilai-nilai yang
tidak dapat dinilai oleh panca indera, berkenaan aspek kejiwaan, filsafat atau
psikologi, serba noumena, transendental. Nilai ekstrinsik hanya bisa dirasai
oleh jiwa, intuisi dan naluri dengan pendekatan ilmu, filsafat, kebudayaan dan
sisi pribadi individu.
3.
PENGERTIAN PENDERITAAN DAN SIKSAAN
Penderitaan bahasa ini
digunakan untuk hal-hal yang dialami oleh makhuk hidup yang kenyataannya
mengalami kejadian atau peristiwa yang membuat perasaan sakit yang dialami
berulang hingga mengakibatkan makhluk yang mengalaminya menjadi sedih. Itu juga
yang biasa orang lain sebut untuk menunjukan bahwa orang itu sedang terkena
bencana dalam kehidupannya yang berupa sikologi maupun materi dan juga bencana
yang terjadi pada perubahan alam yang mengakibatkan makhluk yang mengalaminya
kehilangan sesuatu harta benda maupun sanak saudara yang membuat mereka sampai
meneteskan air mata karena mengalami sakit sikologi yang dirasa.
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau
lahir batin.
Penderitaan
termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat,
ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang,
atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami
oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan
memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan
penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk
tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda
atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap
terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat
berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau
mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
3.1.Penderiataan dalam kehidupan sehari-hari
Berikut adalah macam
– macam penderitaan yang dirasakan berdasarkan umur seseorang:
a. Anak – anak
Menurut data tahun 2013 Badan PBB untuk Anak-anak, UNICEF.
Lembaga itu menguak, 1 dari 10 anak perempuan di dunia mengalami pelecehan seksual.
Sementara, 6 dari
10 anak di seluruh dunia, yang total jumlahnya mencapai 1 miliar,
mengalami kekerasan fisik antara usia 2-14 tahun.
Berbekal data dari 190 negara, UNICEF
mencatat bahwa seluruh anak-anak di dunia secara terus menerus dilecehkan
secara fisik maupun emosional mulai dari pembunuhan, tindakan seksual,
bullying, dan penegakkan disiplin yang terlalu kasar. Anak – anak yang harusnya
mendapatkan kasih sayang, pada kenyataannya malah mendapatkan penderitaan yang
begitu besar. Berikut adalah contoh contoh penderitaan pada anak anak:
1. Penjualan anak dibawahh umur,
penjualan anak dibawah umur ini merupakan kegiatan yang ilegal dan ditentang
dengan hukum. Namun di negara negara eropa, benua afrika, banyak
memperdagangkan anak kecil atau anak dibawah umur untuk dikirim ke berbagai
negara.
2. Di negara timur tengah, negara yang
selalu mengalami konflik dan perang berkepanjangan bahkan mempergunakan anak
dibawah umur untuk ikut berperang membela negara. Anak anak yang harusnya
bersekolah dan mendapat pendidikan yang layak justru tidak sama sekali.
3. Anak juga kerap kali menjadi korban
saat kedua orang tua nya bercerai. Disini anak akan mendapatkan penderitaan
karna dia sudah tidak bisa lagi memiliki kebersamaan keluarga, atau bahkan
sudah lagi tidak mendapatkan kasih sayang dari salah satu orang tuanya.
4. Selain itu, anak juga banyak
dijadikan sebagai alat pelampiasan orang tua yang sedang marah. Di negara
eropa, banyak anak dibawah umur yang meninggal karna mendapatkan perlakuan yang
kasar oleh kedua orang tuanya
5. Akhir – akhir ini banyak sekali
terjadi penderitaan pada anak di sekolah. Seperti menjadi korban bullying,
bahkan menjadi korban seksual. Sekolah yang harusnya memberikan rasa nyaman
untuk anak tetapi malah memberikan rasa yang ditakuti anak.
6. Anak-anak dijadikan sebagai sumber
pencari uang bagi orang tuanya atau exploitasi anak juga merupakan sebuah
penderitaan bagi anak tersebut. Tidak sedikit yang melakukan exploitasi anak
dibawah umur. Penderitaan jasmani dan psikis akan dialami oleh anak tersebut.
b. Remaja
Penderitaan yang dirasakan oleh
banyak remaja di dunia saat ini ialah karna berbagai macam faktor. Berikut
adalah contoh contoh penderitaan pada remaja:
1. Di afrika dan nigeria, penderitaan
dialami para remaja berumur 16-19 tahun. Dia dipaksa untuk menikah dengan para
pemberontak di negara mereka.
2. Di negara berkembang, banyak remaja
pria atau wanita yang bekerja menjadi tenaga kerja keluar negri untuk menafkahi
keluarganya. Ini juga merupakan penderitaan bagi seseorang tersebut. Dimana
harusnya di usia produktif harusnya mengenyam pendidikan yang layak.
3. Selain itu, banyak remaaja wanita
jaman sekarang yang hamil diluar nikah. Itu juga merupakan suatu penderitaan.
Dimana ia harus menerima dan merawat bayi yang dikandungnya sementara ia masih
mengenyam bangku pendidikan. Belum lagi jika pihak laki tidak mau bertanggung
jawab dan lari begitu saja.
4. Namun penderitaan yang paling besar
yang dialami para remaja ialah narkoba dan penyakit mematikannya aids. Dimana
mereka para remaja oda “orang dengan aids” banyak menerima perlakuan yang tidak
baik dimata masyarakat dan lingkungan sekitar. Dan ini juga menjadi penderitaan
seseorang tersebut.
c. Orang Dewasa atau Orang Tua
Penderitaan bukan hanya menimpa anak
anak, remaja, tetapi juga banyak menimpa orang dewasa atau orang tua. Tentu
penderitaan yang dialaami berbeda dengan sebelumnya. Penderitaan orang dewasa
atau orang tua banyak disebabkan karna kurangnya financial atau keuangan untuk
menjalani hidup.
Berikut adalah contoh – contoh
penderitaan pada orang dewasa atau orang tua:
1. Susahnya mencari pekerjaan dan harga
sembako yang semakin meningkat drastis, membuat orang tua atau orang dewasa
yang sudah berkeluarga terkdanag harus berpikir keras bagaimana untuk meafkahi
kelurganya. Ini juga merupakan suatu penderitaan yang diterima secara batin.
2. Selain itu KDRT juga menjadi
penderitaan bagi orang dewasa atau orang tua yang sudah berkeluarga. Kdrt
merupakan salah satu penderitaan secara fisik yang dialami oleh seseorang.
3. Perginya pasangan hidup karna
meninggal juga menjadi penderitaan bagi orang dewasa atau orang tua
ditinggalkannya. Biasanya ini menjadi penderitaan yang mendalam dan berlarut
larut.
4.
Selain itu menaruh orang tua di panti jompo juga menjadi
penderitaan tersendiri. Mengapa tidak, dengan menaruh di panti jompo berarti
sama saja anaknya kita tidak mau mengurus orang tuanya sendiri.
3.1.1. Penderitaan dan penyebabnya
Penderitaan
yang terjadi karena perbuatan manusia. Biasanya ini terjadi akibat perbuatan
yang buruk dilakukan kepada orang lain, tetapi nasib ini bisa diperbaiki agar
mrnjadi baik jadi manusia lah yang bisa memperbaiki dan nasib buruk itu manusia
penyebabnya.
a. Orang tua yang tega membunuh anaknya
sendiri karena faktor keuangan, ketidak sempurnaan fisik anak dan lain
sebagainya.
b. Akibat bencana alam banyak manusia
yang mengalami gangguan kesehatan dan ada pula yang meninggal dunia karena
bencana tersebut.
c. Penganiayaan terhadap pembantu
sendiri dikarenakan kerja yang kurang memuaskan.
3.1.2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan Tuhan
Penderitaan juga dapat
terjadi karena penyakit, siksaan / azab Tuhan. Kesabaran, tawakal dan optimisme
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut. Banyak contoh
kasus penderitaan semacam ini antara lain :
1. Lahirnya seorang bayi tanpa tangan
dan kaki bahkan ada yang lahir kembar hanya memiliki satu organ jantung dan ada
pula yang tidak bisa melihat.
2. Seorang ibu yang berjuang hidup
dengan kecacatan fisik demi membiayai hidup anak-anaknya.
3. Anak jalanan yang disiksa oleh
petugas satpol pp hingga mengalami kematian.
Sebenarnya banyak sekali contoh
contoh dari penderitaan. Negara kita ini banyak sekali memiliki penderitaan.
Masyarakat kita yang mayoritasnya miskin semakin memperbesar celah masuknya
penderitaan bagi seseorang maupun keluarga. Kekurangan makan atau sakit
kemudian ditolak oleh rumah sakit pemerintah itu juga merupakan sebuah
penderitaan bagi seseorang. Makanya benar bila ada ungkapan yang menyatakan
bahwa jangan hanya melihat keatas saja, tapi lihatlah kebawah juga. Masih
banyak contoh penderitaan yang ada di negara ini, anak-anak Indonesia yang
kekurangan gizi buruk, karena sulitnya mencari nutrisi yang baik bagi
pertumbuhan anak akhirnya ada orang tua yang hanya bisa memberikan asupan
makanan seadanya bagi anak-anak mereka, sehingga akhirnya mereka menjadi pasien
gizi buruk.
3.2.Siksaan
Siksaan
atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada
penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala
tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis,
yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi,
balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan
palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan
pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai
alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu
pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk
memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
Penyiksaan
hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi
manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan
Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak
melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau
tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention
Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan
rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau
pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga.
Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International
memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi
perjanjian-perjanjian tersebut.
4.
PENGERTIAN RENUNGAN
Renungan
Renungan
yang biasa didilakukan seseorang untuk berdiam dan berfikir atau meratapi yang
artinya dia sedang berdiam diri memikirkan sesuatu agar hal yang direnungkan
tersebut dapat dia mengerti maksudnya. Renungan berasal dari kata renung;
artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan
teori psikologis.
Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah
bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu
pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa
yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori
ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952)
Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan)
expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan
intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang
menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya
adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam
diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah
memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara
dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga
orang-orang mengalami perasaan yang sama.
Teori Metafisik
Teori seni yang
bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal
dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi
keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori
peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan
adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Pada taraf
yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan
mirip realita ilahi.
Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari
ralita duniawi
Teori Psikologis
Para ahli estetik
dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan
alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis.
Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni
adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang
karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan
keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang
dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 –
1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main
(play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan
menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya
kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification
theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
5.
PENGERTIAN PHOBIA
Phobia atau yang
lebih dikenal dengan ketakutan akan sesuatu ini cendrung dialami seseorang
karena mengalmi hal yang tidak menyangkan yang mengakibatkan orang tersbut
enggan melihat atau pun menyentuh benda atau hal yang ditakutinya.
Phobia (gangguan
anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau
fenomena. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang
mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap phobia sulit
dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh
teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat phobia
dengan seorang pengidap phobia. Pengamat phobia menggunakan bahasa logika
sementara seorang pengidap phobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi
pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil
seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap phobia,
subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan
ataupun menakutkan.
Kata “phobia”
sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut
dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak
zaman Hippocrates. Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu
benda, situasi, atau kejadian yang dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan
seringkali disebut neurosis yang ditekan (repressed neuroses).
Selain
itu, pengertian lainnya Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu
hal. Bagi sebagian orang perasaan takut seorang pengidap phobia sulit
dimengerti. Maka dari itu sering kali penderita phobia menjadi bulan-bulanan
diantara teman-temannya. Banyak orang yang salah mengartikan antara phobia dan
rasa takut. Jika anda merasa takut terhadap suatu hal maka anda akan berusaha
untuk melindungi diri, sedangkan pada phobia rasa takut tersebut akan menguasai
penderita dan membuat si penderita menjadi lemah. Dalam keadaan normal setiap
orang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan rasa takut. Tapi jika seseorang
tersebut terus menerus merasakan ketakutan berlebihan hal ini akan menyebabkan
terjadinya fiksasi. Fiksasi merupakan suatu keadaan mental seseorang menjadi
terkunci, yang disebabkan karena ketidak mampuan seseorang dalam mengendalikan
perasaan takutnya.
Seseorang yang mengalami fiksasi akan
mengalami kesulitan emosi dikemudian harinya. Hal ini dikarenakan ia tidak
memiliki saluran pelepasan emosi yang tepat. Kecemasan yang tidak diatasi lebih
awal akan berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif terus menerus ditekan
kembali ke alam bawah sadarnya.
Menurut para ahli phobia dibagi menjadi
3 macam, yaitu :
a.
Agoraphobia
: Takut akan tempat ramai. Nama agora ini diambil dari nama pasar dan balai
pertemuan di jaman Yunani Kuno. Mereka yang menderita phobia biasanya akan merasa
cemas saat berada ditengah kerumunan orang. Jika orang yang ada disekitarnya
semakin banyak, maka ia akan berusaha kabur dan menghindar. Maka dari itu
penderita agoraphobia ini lebih suka menyendiri.
b.
Social
Phobia : Takut bertemu orang. Pengidap social phobia ini tidak sama dengan
pemalu. Namun lebih kepada rasa takut yang begitu besar yang dirasakan saat
bertemu orang lain. Ketakutan ini meliputi rasa takut bahwa orang lain akan
menilai fisiknya buruk, ia tidak akan bisa bicara baik depan orang lain, dan
sebagainya.
c.
Specific
Phobia : Ketakutan terhadap beberapa hal yang lebih spesifik. Seperti misalnya
takut pada ketinggian, takut akan petir, takut akan hewan tertentu, takut
berada diruang sempit, dan takut pada kegelapan.
Dalam keadaan normal
setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila
seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Phobia, hal tersebut berpotensi
menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental
seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang
bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya
fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti
trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan
mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks)
dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki
saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut
berinteraksi dengan sumber Phobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar
"nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara
"mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak
diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang
secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon
negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek phobia lainnya dan
intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon
tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu
sebabnya seseorang penderita phobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak
produktif. Phobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses
lainnya.
5.1.Penyebab Phobia
Phobia
dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena
pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai
perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah
sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu
kemungkinan penyebab terjadinya phobia.
Lalu
bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak
pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya
yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang
menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang
atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut
disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang,
nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir
dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai
keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi
kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.
Pada kasus phobia yang lebih parah,
gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus
menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik.
Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia
(takut mati), dll.
Perlu kita ketahui bahwa phobia sering
disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan
yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang
terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat
naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh
modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya
perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak
sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh
dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam
periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic
personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.
Berbagai ciri kepribadian/karakterologis
perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan
terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan
sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya
dalam keluarga.
Berbagai hal yang berhubungan dengan
tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat
ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang
ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan
membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan.
Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika
dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang
(mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun
seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan
dan perkembangan anak adalah teramat penting.
5.2.Beberapa macam-macam Phobia :
Acerbophobia: Ketakutan pada asam.
Acousticophobia: Ketakutan pada suara.
Acrophobia / Hypsophobia: Ketakutan
pada tempat yang tinggi.
Aerophobia / Anemophobia: Ketakutan
serta panik apabila kulit mereka terkena aliran udara.
Agoraphobia / Kenophobia: Ketakutan
pada ruang yang kosong atau terbuka.
Agyophobia: Ketakutan akan jalan yang
ramai dan cenderung takut untuk menyeberang.
Allodoxaphobia: Takut pada pendapat.
Amatophobia: Ketakutan pada debu.
Amaxophobia: Ketakutan berkendaraan.
Amychophobia: Ketakutan apabila
dirinya disiksa atau mengalami luka / kecelakaan.
Androphobia: Androphobia dijumpai pada
wanita, yaitu ketakutan pada laki-laki. Dll
6.
PENDAPAT
MENGENAI SESEORANG MENGALAMI PENDERITAAN
Manusia adalah
mekluk hidup yang dengan tidak kesempurnaan. Entah itu dalam fisik, sosial,
materi maupun hal yang dapat dilakukannya sehari-hari terdapat penderitaan itu
sendiri. Manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial wajib hidup bersama
dengan orang disekitarnya dengan baik maka dari itu manusia pun tidak luput
dengan rasa iba atau rasa prihatin terhadap sesamanya. Penderitaan yang dialami
kerabat dekat maupun orang lain yang tidak dikenalnya juga dapat membuat
seseorang pun merasakan sedikit apa yang dia rasakan.
Penderitaan dari
seseorang itu memiliki banyak hal, secara sikologi penderitaan rasa sakit yang
dirasakan oleh seseorang akan membuat seseorang itu menjadi jatuh dan
penghalang untuk menjalani kehidupannya dibumi ini. Bukan hanya itu penderitaan
pulalah yang membuat kejahatan akan muncul sebab akibat dari penderitaan itu
adalah rasa luapan emosi yang terpendam dan mengakibatkan munculnya rasa
dendam. Maka dari itu kita haruslah mengetahui apa dan sebab yang penderitaan
yang dialami seseorang karena penderitaan masih dapat ditanggulangi dengan cara
pemberian nasihat, bantu secara fisik atau pun secara materi. Rasa sakit ini
pun dapat hilang dengan perputaran waktu yang dialami ketika seseorang itu
dapat bangkit dan semangat menjalani hidupnya yang tidak sempurna.